scale modelling
Aircraft of the Indonesian National Armed Forces
1945 - 2024...... The Blue Print ......
1980 - 1989
Magnet kedirgantaran militer tanah air mulai terasa resonansinya dari lingkungan rumah tempat dibesarkan yang lokasinya tepat di berada bawah zona jalur perlintasan udara, cukup mudah untuk menjangkau area Lanud Husein Sastranegara serta Industri Pesawat Terbang Nurtanio Bandung dengan berjalan kaki, dari sinilah blue print ketertarikan akan dunia penerbangan berawal.
Pada masa itu ketika menjelang sore hari segera bergegas ke atas loteng rumah untuk memainkan layangan sembari menyaksikan burung besi menuju landasan maupun mengamati sesi kegiatan terjun payung dengan latar rentetan pegunungan, dan moment yang tidak terlupakan yakni menunggu dengan antusias penerbangan perdana pesawat buatan anak bangsa N250 Gatotkaca membelah langit Kota Kembang.
Karena tumbuh dan berkembang di periode dekade gen-x maka pengaruh budaya pop sangatlah kuat, masih terngiang sampai sekarang alunan lagu Take my Breath Away dari Berlin yang merupakan salah satu OST Top Gun dengan aksi "Tomcat" yang legendaris. Angan membayangkan ingin menjadi seorang Astronot karena pengaruh hiburan pada era tersebut dengan bertaburnya retro science fiction melalui tayangan di layar kaca, layar perak maupun buku-buku komik; seperti Star Wars, Flash Gordon, Star Trek, Dune, Buck Rogers, Battle Stars of Galactica, Space Ghost, Trigan Empire dan Storm yang merupakan suatu masa istimewa yang tidak akan tergantikan.
......Supercarrier Series......
1990 - 1999
Fase berikutnya semakin mendalami dunia penerbangan melalui sajian hiburan dan informasi melalui layar perak, layar kaca dan media cetak. Kenangan indah mengingatkan pada almarhum Ayahanda tercinta ketika di awal dekade 80' pernah mengajak ke eks bioskop Queen Theatre untuk menonton keseruan tayangan film perang Malvinas yang menampilkan manufer pesawat-pesawat tempur A4 Skyhawk meluncurkan rudal Exocet ke arah kapal-kapal destroyter Royal Ships dan mendekati masa purnawirawannya pada setiap setiap awal bulan, selalu membawakan majalah kedirgantaraan terbitan luar negeri yang sangat eklusif. Sementara pada hari malam sabtu kami rutin menyaksikan aksi spektakuler Hornet dan Tomcat dalam tayangan serial televisi Supercarrier di stasiun TVRI.
Mengalami moment kekecewaan ketika gagal memasuki sekolah teknik menengah penerbangan favorit di kota kami, dan ketika semasa sekolah lanjutan atas pada saat pulang di akhir pekan biasanya segera bergegas untuk membaca ulasan beberapa majalah bekas dalam dan luar negeri khususnya majalah kedirgantaraan militer di kawasan Cikapundung dan Alun-alun Bandung. Dari sanalah mulai timbul antusiasme dan kekaguman yang telah membukakan cakrawala dunia penerbangan bahwa sesungguhnya perjalanan kepak kedirgantaran militer negara kita yang sejatinya pernah disegani merupakan perpaduan antara armor kekuatan blok timur dan blok barat yang syarat dengan kemajuan teknologi, terlebih sangat terkesan dengan corak perpaduan warna sebagaian besar pesawat kita yang memang unik, stylish serta terkadang garang lebih berwibawa sehingga membangkitkan minat daripada corak pesawat luar.
Setelah menamatkan sekolah lanjutan atas, menyadari peluang menjadi Taruna cukup berat maka terdorong untuk melanjutkan ke sekolah penerbangan sipil di Curug. Namun ada kejadian traumatik yang mengganjal niatan itu, dimana rekan kerja Ayahanda yang mempunyai dua orang putranya yang mengalami crash pada saat latihan terbang di sekolah tersebut dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, dengan demikian harapan untuk menekuni dunia penerbangan satu persatu melayang jauh.
......Flight 714 Area.....
2000 -2009
Pasca kuliah mencoba peruntungan mengadu nasib di Ibu Kota, dalam suatu kesempatan pernah menjalani sampai seleksi terakhir test lowongan pekerjaan pada salah satu perusahaan kargo terbesar Ibu Kota untuk ditempatkan pada posisi unit pengiriman air cargo Bandara Soetta, namun pada akhirnya sasaran tersebut belum tercapai. Sempat terpikirkan mungkin ini menjadi peluang terakhir kalinya untuk menekuni dunia penerbangan namun ternyata tidaklah demikian.
Dengan upaya kerja keras akhirnya mendapatkan pekerjaan yang cukup mapan di Ibu Kota dan tinggal sampai sekarang di wilayah eks area penerbangan Kemayoran. Area ini dulunya merupakan jalur landasan pesawat bandar udara Kemayoran Jakarta yang terkenal dengan lokasi menaranya seperti tampilan dalam Komik Tintin edisi Flight 714, tepatnya sekarang berada di jalan Benyamin Sueb berdekatan dengan Gerbang Utama Kemayoran.
Seiring perjalanan kehidupan di tempat sekarang telah mendorong jauh adrenalin kedirgantraan tanah air melesat semakin kencang. Cita-cita untuk menekuni dunia penerbangan yang selama ini masih mengawang pada akhirnya mendarat sampai tujuan ketika memasuki dunia kerja bersentuhan dengan "si manja", merupakan sebutan familiar bagi para kru anak buah terhadap eksistensi C-130H Hercules dalam pelaksanaan tugas-tugas untuk mengangkut rangkaian kendaraan VVIP di berbagai wilayah penjuru Nusantara.
Tetap selalu hormat kepada semua unsur yang dengan setia dan waspada telah bekerja bersama-sama untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang cukup besar ke berbagai wilayah penjuru tanah air. Dari berbagai perjalanan dinas di kota yang banyak dikunjungi tersebut, tak jarang nampak beberapa monumen pesawat militer berdiri kokoh dengan megahnya di bagian sudut pintu gerbang bandara, persimpangan jalan raya, taman-taman, serta di berbagai gedung pemerintahan. Hal inilah rupanya yang menjadi mesin pendorong utama untuk menginspirasi, mengidentifikasi dan mewujudkan segera replika model pesawat militer yang sesungguhnya.
......Society 5.0 Era......
2010 - 2019
Melintas era Society 5.0 mulai dijajaki secara bertahap bekerjasama dengan para rekan profesional untuk mengerjaan beberapa replika pesawat militer memanfaatkan adanya fasilitas di beberapa media online dan salah satu hasil karya yang telah rampung sudah ditampilkan pada akun jejaring Internet.
Di media sosial berita seputar penerbangan dalam negeri yang tak kalah mengejutkan adalah rencana mendatangkan secara bertahap rombongan petarung burung besi Dassault Rafale sebanyak 42 unit dan rencana akusisi si elang pemangsa F-15EX Eagle sebanyak 36 unit ke tanah air untuk menjaga langit Nusantara sebagai pengganti sang macan F-5 tiger yang sudah menua, situasi ini sontak mengagetkan secara tidak terduga di negara-negara kawasan Asia Fasifik dan semakin menggetarkan ancaman musuh di kawasan perbatasan laut Natuna Utara. Semoga saja dengan kehadiran Rafale serta F-15EX akan mengembalikan lagi kejayaan langit Nusantara di belahan bumi bagian selatan.
Keberlanjutan pengerjaan replika pesawat tempur ini dihadapkan pada kesulitan dalam menemukan material yang tepat karena ketidaktersediaan bahan produk lokal masih tergantung dan mengandalkan produk dari luar melalui media online dan hampir semua produk yang didapat merupakan kategori rare yang suit dicari, diperlukan kesabaran dan keuletan dalam menemukan produk material yang tepat serta memerlukan instuisi yang tajam untuk menyesuaikan dengan hasil yang diinginkan sejalan dengan keterbatasan dan kesulitan tersebut. Dengan demikian penuntasan kreasi gambaran miniatur pesawat militer para penjaga kedaulatan udara yang disuguhkan saat ini masih jauh dari kata sempurna, dan akan memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk merampungkannya
......Maverick is Back ......
2020 - 2022
Saat indikasi alarm mulai menyala ketika memasuki awan pekat hitam wilayah pandemi, maka menandakan masih banyak rencana akan terhalang dan tertunda cukup lama sehingga menunutut untuk mendarat dan memasuki hanggar sementara waktu sambil menunggu situasi cerah yang belum pasti.
Tatkala pandemi sudah di depan mata, tampak sekilas pandangan sedikit teralihkan dengan kemunculan kembali Maverick dalam sekuel Top Gun secara tidak terduga dengan membawa "SuperHornet" di layar perak, semoga saja dalam situasi pengetatan yang membosankan dan membatasi seperti ini dapat menghibur dan memberikan tontonan yang seru dengan aksi spektakulernya yang sudah dinanti kembali hampir 36 tahun lamanya, dan hal ini telah dibuktikan dengan ditampilkannya tontonan yang luar biasa serta akhir jalan cerita secara mengejutkan yakni kemunculan kembali legenda tua "Tomcat" yang harus berhadapan langsung dengan generasi terbaru "Felon" yang agak sulit dipercaya.
Sementara itu pengerjaan di hanggar custom miniatur pesawat militer yang telah dicapai selama ini masih banyak kekurangan serta belum lengkap dan sedetail mendekati wujud aslinya, beberapa model pesawat tidak sama persis dengan jenis, spesifikasi, corak serta warna dengan bentuk aslinya. Kendala yang sering dihadapi adalah "tail sitting" menjadi momok yang utama pada saat finishing, serta pada beberapa pemasangan kokpit pesawat yang rumit namun dengan upaya kerja keras seluruh kru telah membuahkan hasil yang lumayan cukup memuaskan.
Selain menyuguhkan custom desain rakitan dan polesan miniatur pesawat militer dari dalam negeri juga ditampilkan beberapa produk luar diecast pesawat tempur yang sudah jadi dari luar negeri semata-mata bukan bermaksud untuk membandingkan antara satu produk dengan yang lainnya tetapi untuk memperluas khazanah wawasan kedirgantaraaan negara kita, melalui beberapa tautan , ulasan serta liputan sejarah peristiwa yang pernah dijelajahinya.
Harapan di masa mendatang semoga saja jejak lesat garda cakrawala nusantara ini tidak merefleksikan bayangan semu, tapi menghidupkan sinyal yang tampak jelas dan dapat diamati secara nyata selama dalam rekam jejak perjalanannya di belahan wilayah Nusantara.
Bravo,
NKRI kita jaga